Judul program Pengabdian Kepada Masyarakat: Adopsi dan Difusi Teknologi Fertigasi Berbasis Internet of Things
Pemateri:
- Dr. Aep Supriyadi, Ir., MP. (SITH – ITB)
- Ir. Estiyanti Ekawati, MT., Ph.D. (FTI – ITB)
- Faqihza Mukhlish, ST., MT., Ph.D. (FTI – ITB)
- Dr. Ir. Pujo, S.Hut., M.Si. (SITH – ITB)
- Dede Irawan Saputra, S.Pd., MT (FT – Unjani)
- Irvan Budiawan, ST., MT. (FT – Unjani)
Lokasi : SMK PPN Tanjungsari dan SMK PPN Lembang Tanggal: 29-30 Juli 2023 dan 2-3 Agustus 2023
[Bandung – Sumedang]— Pertanian telah mengalami perubahan besar dengan hadirnya teknologi otomasi fertigasi berbasis Internet of Things (IoT). Para petani kini dapat mengoptimalkan produktivitas dan efisiensi pertanian mereka dengan menggunakan teknologi canggih ini. Adopsi dan difusi teknologi kit otomasi fertigasi berbasis IoT diharapkan membawa perubahan positif dalam sektor pertanian. Sistem fertigasi adalah metode irigasi modern yang memadukan pemupukan secara langsung dengan irigasi tanaman. Namun, untuk mencapai efisiensi dan hasil yang optimal, monitor dan kontrol manual sering kali menghadapi kendala teknis dan waktu. Teknologi IoT memecahkan tantangan ini dengan menghadirkan solusi otomasi cerdas untuk meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan dalam pertanian.
Manfaat utama dari adopsi dan difusi teknologi kit otomasi fertigasi berbasis IoT di bidang pertanian antara lain:
Dalam paparan yang diberikan dihadapat siswa-siswi SMK PPN Tanjungsari dan Lembang Dede Irawan Saputra, S.Pd., M.T. (FT-Unjani) menekankan bahwa dalam membuat sistem pertanian yang cerdas diperlukan perangkat dan instrumen yang sesuai dengan permasalahan yang dihadapi seperti pemanfaatan pemupukan dan pengairan secara bersamaan atau yang sering disebut dengan fertigasi. Fitur dari sistem fertigasi yang diterapkan di SMK diantaranya dapat mengontrol kebutuhan air nutrisi.
Peningkatan Efisiensi: Teknologi otomasi memungkinkan petani untuk memberikan nutrisi dan irigasi secara tepat pada waktu yang tepat sesuai dengan kebutuhan tanaman. Hal ini membantu mengurangi pemborosan dan meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya.
Produktivitas Maksimal: Dengan pengaturan yang lebih presisi, tanaman dapat tumbuh lebih baik dan menghasilkan hasil panen yang lebih tinggi. Hasil yang lebih konsisten membawa dampak positif pada pendapatan petani.
Pengurangan Biaya Operasional: Adopsi teknologi ini dapat mengurangi biaya operasional secara keseluruhan. Dengan mengoptimalkan penggunaan air dan nutrisi, petani dapat menghindari pemborosan dan meminimalkan biaya produksi.
Monitoring Jarak Jauh: Petani dapat dengan mudah memantau dan mengontrol sistem otomasi fertigasi dari jarak jauh melalui perangkat pintar. Ini memberikan fleksibilitas dan kemudahan dalam pengelolaan pertanian, bahkan jika petani tidak berada di lokasi fisiknya.
Keberlanjutan Lingkungan: Penggunaan sumber daya yang lebih efisien membantu mengurangi dampak lingkungan. Dengan adopsi teknologi ini, pertanian dapat bergerak menuju praktek yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.
“Teknologi otomasi fertigasi berbasis IoT membawa revolusi dalam dunia pertanian. Kami bangga melihat para siswa dan siswi serta khususnya sekolah berkesempatan mengadopsi teknologi canggih ini dan mendapatkan manfaat yang signifikan,” Ujar pak Gilang, perwakilan dari SMKN PPN Lembang yang menjadi pionir pengenalan IoT di SMK.
Adopsi dan difusi teknologi otomasi fertigasi berbasis IoT telah membuka peluang baru bagi pertanian di era digital. ITB-UNJANI berkomitmen untuk terus berinovasi dan berkolaborasi dengan para petani atau sekolah seperti SMK PPN untuk memajukan pertanian Indonesia menuju masa depan yang lebih cerah dan berkelanjutan.
[Tentang Kami] [ITB-UNJANI] adalah institusi yang berdedikasi untuk menghadirkan solusi inovatif di berbagai sektor. Kit Sistem Otomasi Fertigasi berbasis Internet of Things merupakan contoh terbaru dari kerjasama kami untuk mengintegrasikan teknologi terkini dengan sektor pertanian. Kami bangga dapat memberdayakan siswa-siswi SMKN 1 Cimahi dalam bersama-sama membuat Kit Sistem Otomasi Fertigasi berbasis IoT sehingga petani dapat mencapai hasil panen yang lebih baik, sambil memperhatikan aspek keberlanjutan dan perlindungan lingkungan. Kegiatan ini juga didukung oleh Center for Instrumentation Technology and Automation (CITA) ITB.